Kependidikan
a.
Dasar-dasar Pendidikan
1.
Pengertian pendidikan dan ilmu pendidikan
Pendidikan,
adalah merupakan proses upaya meningkatkan
nilai peradaban individu atau masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi
suatu keadaan yang lebih baik
ilmu adalah usaha
pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur,
pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki
(alam, manusia dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang
dibantu penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset
dan eksperimental
2.
Pendidikan sebagai disiplin ilmu
Pendidikan sebagai ilmu yaitu teori pendidikan, perenungan tentang
pendidikan, dalam arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan.
Memiliki objek studi (formal dan material),
Memiliki sistematika, Memiliki metode
3.
Pendidikan sebagai system
pendidikan
mempunyai susunan-susunan komponen yang sistematis dan saling berhubungan
antara yang satu dengan yang lain serta mempunyai fungsi
masing-masing(fungsional) dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional itu sendiri.
Sistem pendidikan adalah seperangkat
unsur yang terdapat dalam pendidikan yang saling terkait sehingga membentuk
satu kesatuan dalam mencapai tujuan bersama. Komponen pendidikan menurut P.H.
Combs yaitu: tujuan dan prioritas, peserta didik, manajemen atau pengelolaan,
struktur dan jadwal waktu, isi dan bahan pengajaran, guru dan pelaksana, alat
bantu belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu, penelitian, dan biaya
4.
Teori-teori pendidikan : Classics,
developmentalism, progressivism, exsistentialism, reconstructionism,
perenialisme
Di Amerika Serikat berkembang pesat
empat aliran filsafat yang masing-masingmemberikan penekanan yang berbeda yaitu
lebih bersifat tradisional dan maju,yaitu :
1. Aliran Progesivisme
Tokoh
aliran ini adalah John Dewey Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi
serta mengatasi masalah yang bersifat menekan ataupunmasalah-masalah yang
bersifat mengancam dirinya. Konsepsi progresivisme memandang bahwa perubahan,
dan bukan keadaan tetap,merupakan inti dari kenyataan
2. Aliran Esensialisme
Aliran
Esensial bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.Sumbangan yang
diberikan keduanya besifat eklektic. Artinya dua alirantersebut Bertemu sebagai
pendukung esensialisme yang berpendapatbahwa pendidikan harus bersendikan
nilai-nilai yang dapatmendatangkan kestabilan, dapat disimpulkan aliran
Esensialismemenghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial,
yaituyang teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah turun menurun
darizaman ke zaman sejak zaman renaissance.
3. Aliran Perenialisme
Aliran
ini mengajak kepada kita untuk setia terhadap prinsip-prinsip yangsifatnya
abadi, bagi pengikut konsep ini keadaan yang tetap adalah lebihnyata dari pada
perubahan , dan keadaan tetap itu lebih ideal daripadaterjadinya perubahan. Tokoh
aliran ini adalah Plato, Aristoteles, danThomas Aquino
4. Aliran Konstruktivisme
Gagasan
pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorangepistemology Italia Ia
berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alamsemesta dan manusia adalah tuan
dari ciptaaan, hanya Tuhan yang dapatmengetahui segala sesuatu karena Ia
pencipta segala sesuatu itu. Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak
diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang melalui
pengalaman yangditerima lewat pancaindra. Dengan demikian aliran ini menolak
adanyatransfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang
lain,dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bias dipindahkan.
5.
Tujuan sebagai factor pendidikan
Tujuan pendidikan berdasarkan hirarkinya adalah sebagai
berikut:
1) Tujuan umum ialah tujuan pendidikan nasional
2) Tujuan institusional, ialah tujuan
pendidikan yang akan dicapai menurut jenis dan tingkatan sekolah atau lembaga
pendidikan masing-masing, biasanya tercantum dalam kurikulum sekolah atau
lembaga pendidikan yang harus dicapai setelah selesai belajar.
3) Tujuan kurikuler, adalah tujuan
kurikulum sekolah yang telah diperinci menurut bidang studi atau mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran.
4) Tujuan intruksional, adalah tujuan
pokok bahasan atau tujuan sub pokok bahasan yang diajarkan oleh guru.
6.
Pendidik sebagai faktor pendidikan
Pendidikan yang diberikan guru bukan hanya menyangkut
materi atau pengetahuan saja. Tapi juga tingkah laku, akhlak serta kepribadian.
Karena sekolah merupakan rumah kedua bagi peserta didik dan sebagian besar dari
waktu dihabiskan di sekolah bersama teman-teman serta guru. Pendidikan
memberikan pengetahuan yang belum diketahui peserta didik, meluruskan atau
memperbaiki kesalahan peserta didik serta membimbing pengetahuan yang dimiliki
peserta didik agar menjadi lebih cerdas lagi.
7.
Peserta didik sebagai factor pendidikan
Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang
atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik
sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya,
peserta didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia
menyadari bahwa kemampuannya masih sangat terbatas dibandingkan dengan
kemampuan pendidik.
8.
Alat pendidikan sebagai factor pendidikan
Alat pendidikan berperan penting dalam proses belajar
mengajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan.
Muharam
A. (2009) menyatakan bahwa alat pendidikan adalah sesuatu yang digunakan untuk
kegiatan pendidikan, baik berbentuk material maupun non material.
9.
Lingkungan sebagai factor pendidikan
Lingkungan adalah sesuatu yang meliputi kondisi dan alam dunia yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis,
lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal tertentu situasi
lingkungan ini bisa berpengaruh secara negatif atau positif terhadap
pendidikan, maka lingkungan itu menjadi pembatas pendidikan.
10.
Komponen-komponen pendidikan : raw input,
instrumental input, environmental input dan hubungan-hubungannya secara timbal
balik.
Input sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Input mentah (raw input), yaitu peserta didik.
2. Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik, dll.
3. Input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan.
1. Input mentah (raw input), yaitu peserta didik.
2. Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik, dll.
3. Input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan.
Keseluruhan komponen-komponen Pendidikan diatas merupakan satu kesatuan
yang saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Input mentah (raw input), yaitu peserta didik, Input alat (instrumental input)
seperti: kurikulum, pendidik, input lingkungan (environmental input) seperti:
keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan
11.
Keluarga, pemerintah dan masyarakat dalam
tanggungjawab pendidikan, peran, dan hubungan timbal baliknya.
Masyarakat adalah sekelompok sosial antara manusia yang
tinggal di suatu tempat dan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai norma yang
disepakati bersama. Antara masyarakat dan sekolah memiliki hubungan
mitra, sehngga di dalam fungsi pendidikan dipengaruhi oleh corak pengalaman
seseorang di masyarakat, dan juga dipengaruhi oleh pendayagunaan sumber-sumber
belajar. Mengingat fungsi pendidikan Islam sangat berpengaruh terhadap
lingkungan masyarakat, maka pendidikan harus memiliki konsekuensi secara teknis
yang disesuaikan anatra fungsi pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Adapun
pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam proses kerja sama
sekolah dengan masyarakat adalah:
1. Menyesuaikan kurikulum
dengan kebutuhan masyarakat
2. Metode yang dipakau
dapat merangsang peserta didik
3. menumbuhkan rasa
(sikap) peserta didik untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya.
12.
Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan : aspek
biologis, psikologis, aspek sosiologis
Dasar
pelaksanaan pendidikan dilihat dari 3 aspek, yaitu :
1. Aspek Biologis
Dalam
perkembangan dan pertumbuhan anak ada faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor
hereditas dan faktor lingkungan.
Anak
memiliki sifat sifat genetik yang merupakan kombinasi kedua orang tuanya.
Setelah berhubungan dengan masyarakat menjadilah orang/anak yang
menginternalisasi nilai-nilai dalam masyarakat.
a.
Faktor Hereditas
Faktor
hereditas merupakan faktor yang muncul pada tiap orang yang didapat (diwarisi)
dari orang tua dalam wujud sifat-sifat genetis. Faktor hereditas pada
perkembangan anak bersifat alami (dari orang tua).
Contohnya : bakat, prestasi, intelektual, ciri fisik, dll.
Contohnya : bakat, prestasi, intelektual, ciri fisik, dll.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan
merupakan alam sosial yang mempengaruhi individu).
Contohnya
: pada faktor lingkungan proses perkembangan didasarkan pada lingkungan sebagai
alat yang digunakan untuk mengarahkan perkembangan. Peran kedua faktor tersebut
berbeda-beda pada tiap contoh kasus yang berbeda pula.
Hal
tersebut telah disebutkan Seifert dan Hoffnung (1991) pada perkembangan dan
belajar peserta didik, sejak awal tahun 1980an ada kecenderungan para ahli
untuk lebih menerima pentingnya pengaruh genetika (hereditas) terhadap
perbedaan individu yang terjadi dalam perkembangan. Namun data yang sama dari
penelitian-penelitian genetik yang dilakukan, memberikan bukti yag mendukung
pentingnya pengaruh lingkungan. Hal ini sebabkan karena perilaku-perilaku
kompleks yang menjadi kepedulian para peneliti memang dipengaruhi baik oleh
faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan.
Perkembangan
fisik anak terus berlangsung pada masa usia sekolah. Begitu pula perkembangan
perseptual anak terus mengalami penajaman dan penghalusan. Perkembangan
biologis dan perseptual anak memiliki keterjalinan dengan aspek-aspek
perkembangan lainnya. Artinya, permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
perkembangan fisik dan perseptual anak bisa berdampak negatif terhadap
aspek-aspek perkembangan lainya. Dengan demikian pendidik harus benar-benar
memberikan perhatian yang cukup terhadap aspek perkembangan fisik dan
perseptual anak. Pemahaman kita tentang karakteristik perkembangan fisik anak
serta faktor yang mempengaruhinya membawa implikasi praktis bagi
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Implikasi tersebut khususnya berkenaan
dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan
nutrisi anak, penjaskes serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan perilaku
sehat.
2. Aspek Sosiologis
Merupakan
analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam
sistem pendidikan.
Ruang
lingkupnya meliputi empat bidang, yaitu :
a.
Hubungan sistem pendidikan dan aspek masyarakat lain, yang mempelajari :
- Fungsi
pendidikan dalam kebudayaan
- Hubungan
sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
- Fungsi
sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan
- Hubungan
pendidikan dengan kelas sosial/ sistem status
-
Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras,
kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat
b. Hubungan kemanusiaan di sekolah
yang meliputi :
- Sifat
kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah
- Pola
interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya,
yang mempelajari :
- Peranan
sosial guru
- Sifat
kepribadian guru
- Pengaruh
kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa
- Fungsi
sekolah dalam sosialiasasi anak-anak
d. Sekolah
dalam komunitas yang mempelajari pola
interaksi antara sekolah dengan kelompok
sosial lainnya, yang meliputi:
- Analisa
tentang proses pendidikan
- Hubungan
antara sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikan
-
Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah
3. Aspek Psikologis
Kajian
psikologis yang erat kaitannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan
kecerdasan, berpikir dan belajar. Kecerdasan
yang dimaksud adalah kecerdasan umum (intelegensi) dan kecerdasan dalam bidang
lain (bakat).
Jean
Piaget berpendapat bahwa kecerdasan merupakan internalisasi pengalaman,
maksudnya pembentukan kecerdasan dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi
lingkungan, kesempatan, dan iklim emosi yang memungkinkan individu untuk
memperoleh pengalaman tertentu.
Ada dua
komponen mendasar yang membedakan individu secara psikologis dalam dunia ilmu pendidikan,
yaitu
· Minat
Minat
sangat berkaitan dengan masalah bahan ajar, alat ajar, situasi, kondisi, serta
guru.
· Kemandirian
Kemandirian
seseorang bergantu pada upaya membebaskan diri dari ketergantungan pada bantuan
orang lain, menumbuhkan keberanian, dan rasa percaya diri.
13.
Undang-undang tentang system pendidikan
nasional.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan Negara.
b.
Metode Pembelajaran
1.
Yang dimaksud dengan metode dan alasan mengapa
metode itu penting
2.
Berbagai metode pembelajaran
3.
Kesesuaian metode dengan materi
4.
Kesesuaian metode dengan media
5.
Inovasi
c.
Ilmu Pendidikan Islam
1.
Dasar-dasar pendidikan islam
Dasar-dasar dan
pembentukan dan pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utama adalah Al
Quran dan As Sunnah. Al Quran misalnya, memberikan prinsip sangat penting
bagi pendidikan, yaitu penghormatan kepada akal manusia, bimbingan
ilmiah, tidak menentang fitrah manusia, serta memlihara kebutuhan sosial.
2.
Tujuan pendidikan islam
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam
adalah untuk mencapai kwalitas yang disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits. Tujuan
khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya.
Oemar al-Toumy al-Syaibany: “Tujuan
pendidikan Islam adalah perubahan yang diinginkan dan diusahakan dalam proses
pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik tingkah laku individu
dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar di
mana individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses
pengajaran sebagai suatu tindakan kegiatan asasi dan sebagai proporsi di antara
profesi asasi dalam masyarakat
3.
Pendidik dan anak didik
Pendidik dalam
perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan seluruh potensi peserta didik , baik petensi afektif, kognitif,
maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan
dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan
dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
4.
Materi pendidikan
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam
rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Segala sesuatu
yang merupakan isi pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk
keperluan pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan raga serta berguna bagi modal
bagi kehidupan di masa depan (Dirto Hadisusanto, dkk)
5.
Metode pendidikan
Metode Teladan, Metode Kisah-Kisah, Metode Nasihat,
Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Demontrasi.
6.
Alat-alat pendidikan
Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk mencpai tujuan pendidikan Islam
Jenis alat atau media pendidikan itu
ialah:
1. Alat
Pendidikan yang Bersifat Benda
Menurut Zakiah Drajat, alat
pendidikan yang berupa benda yaitu:
a) Media
tulis, sperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh,
sejarah.
b) Benda-benda
alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.
c) Gambar-gambar
yang dirancang seperti grafik.
d) Gambar
yang diproyeksikan, seperti video.
e) Audi
recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.
2. Alat
Pendidikan yang Bukan Benda
Alat atau media yang bukan berupa
benda diantaranya yaitu
a) Keteladanan
b) Perintah
atau larangan
c) Ganjaran
dan hukuman
7.
Lingkungan pendidikan
Secara global lingkungan pendidikan dalam pendidikan
Islam di kelompokkan menjadi 3 yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. (KI Hajar Dewantara)
8.
Penanggung jawab pendidikan dan batas-batas
kewenangannya
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa.
9.
Kemungkinan dan batas-batas pendidikan
Peserta didik sebagai manusia dapat memiliki perbedaan, dalam kemampuan,
bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat, dan sebagainya.
Sebagai manusia biasa, pendidik memiliki
keterbatasan-keterbatasan. Namun yang menjadi permasalahan adalah apakah
keterbatasan itu dapat ditolerir atau tidak. Keterbatasan yang dapat ditolerir
ialah apabila keterbatasan itu menyebabkan tidak dapat terwujudnya interaksi
antara pendidik dan peserta didik, misalnya pendidik yang sangat ditakuti oleh
peserta didik sehingga tidak mungkin peserta didik datang berhadapan dengannya.
Pendidik yang tidak tahu apa yang akan menjadi isi interaksi dengan peserta
didik, akan menjadikan kekosongan dan kebingungan dalam interaksi. Serta
pendidik yang bermoral, termasuk yang tidak dapat ditolerir, karena pendidikan
pada dasarnya adalah usaha yang dilandasi moral.
10.
Asas-asas pendidikan
1. Asas Tut wuri Handayani
Asas tut wuri handayani, yang kini
menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni
: tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922)..
Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat
dukungan dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua
semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga
semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.
Asas tut wuri handayani merupakan
inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur
dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Keadaan yang dapat ditemukan dalam
pendidikan berkaitan dengan asas ini antara lain :
a.
Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang
diminati di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai
potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.
b.
Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar
mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.
c.
Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk
memasuki program pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya
dan irama belajarnya.
d.
Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental
memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai
dengan keadaanya.
e.
Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan memperoleh pendidikan
keterampilan yang sesuai dengan kondisi daerahnya.
f.
Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh
pendidikan dan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan
dan dari pemerintah masyarakat.
2. Asas Belajar sepanjang
hayat
Istilah belajar sepanjang hayat erat
kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur hidup”. UNESCO Institute for
Education menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah
pendidikan yang harus :
1. Meliputi seluruh hidup setiap
individu.
2. Mengarah kepada pembentukan,
pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan
penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu.
4. Meningkatkan kemampuan dan motivasi
utnuk belajar mandiri.
5. Mengakui kontribusi dari semua
pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan
informal.
Ada 2 misi yang diemban dalam proses
belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan seumur hidup yaitu ::
membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu,
meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar
sepanjang hayat.
3.
Azas Kemandirian dalam Belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari
2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini
adalah pendidik harus menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator,
dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar
sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar
tersebut.
11.
Lembaga-lembaga pendidikan dan fungsinya.
Bidang
Ekonomi : Dengan adanya Lembaga pendidikan maka individu dapat melakukan suatu
perbaikan ekonomi kehidupannya dan tentunya bermanfaat untuk keluarganya dan
masyarakat. Melalui pendidikan seseorang dapat memperbaiki kehidupannya dari
aspek financial atau pendapatan yang di terima sesuai dengan tingkat strata
yang ia miliki.
Bidang
Sosial : Pentingnya lembaga pendidikan dalam bidang ini adalah dapat
mengahasilkan output yang memiliki tingkat intelektual yang baik setidaknya
dapat mengontribusikan dirinya kepada masyarakat, menjaga hubungan yang baik
antar manusia, dan ikut berperan dalam peradaban masyarakat dengan
mengembangkan potensi yang ada.
Bidang
Politik : Seorang yang berpendidikan tentu paham dengan hak dan kewajibannya
sebagai Warga Negara yang baik, melalui berbagai upaya yang dilakukan demi
meningkatkan martabat bangsa dan Negara. Lalu ikut berpartisipasi dalam
kegiatan politik untuk menjalankan suatu negara yang demokratis dan berupaya
untuk mengambil peran yang penting di dalamnya.
Bidang
Kultur : Dengan adanya lembaga pendidikan setidaknya dapat menjaga nilai-nilai
baik di masyarakat dan dapat mengembangkan potensi atau nilai-nilai itu untuk
membentuk suatu peradaban kearah yang lebih baik.
Bidang
Pendidikan : Pendidikan merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan dan
teknologi serta budaya, lalu mampu mengembangkannya dan setidaknya dapat
memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat dalam bidang tertentu.
Transformasi ini maksudnya adalah pendidikan dapat membuat seseorang dapat
hidup dengan ilmu yang ia miliki. Karena dengan ilmu kita harus dapat memiliki
nilai guna dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun keadaanya.
Bidang
Spiritual : Melalui ilmu yang kita miliki, kita dapat terus memahami hakikat
kemanusiaan dan melihat kesempurnaan Sang Pencipta. Semakin tinggi pendidikan
kita seharusnya membuat kita semakin maju dan merunduk (tidak sombong).
1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama dan utama, karena dari keluarga anak pertama-tama mendapat didikan dan
bimbingan bahkan sebagian besar kehidupan anak banyak di habiskan di dalam
keluarga. Keluarga peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup.
Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari
anggota keluarga yang lain.[4]
Dengan demikian pendidikan keluarga memiliki fungsi dan peranan
yang sangat penting terhadap pendidikan anak, antara lain:
·
Memberi
warna pada masa kanak-kanak
·
Menjamin
Kehidupan Emosional Anak
·
Menanamkan
Dasar Pendidikan Moral
·
Memberikan
Dasar Pendidikan Sosial
·
Peletakkan
Dasar-dasar Keagamaan
2. Lembaga Pendidikan
Sekolah
Pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan lanjutan dari
pendidikan keluarga hanya saja pendidikan di sekolah diperoleh secara teratur,
sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan
ketat.[5]. Sehingga pendidikan sekolah
sangat penting sekali fungsi dan peranannya terhadap keberhasilan pendidikan
anak.
Fungsi dan peranan itu antara lain :
·
Mengembangkan
kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
·
Spesialisasi
dalam bidang pendidikan dan pengajaran
·
Efisiensi.
Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah
anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak
dan juga bagi orang tua.
·
Sosialisasi,
yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu
beradaptasi dengan masyarakat.
·
Konservasi
dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan
dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
·
Transisi
dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri
sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
3. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat merupakan lembaga ketiga setelah keluarga dan
sekolah. Pendidikan dalam masyarakat dampaknya lebih luas. Corak dan ragam
pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, meliputi
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertian-pengertian (pengetahuan) sikap dan minat, maupun pembentukan
kesusilaan dan keagamaan.[6],.
Masyarakat memiliki peranan yang besar dalam pelaksanaan
pendidikan nasional. Peranan masyarakat itu antara lain menciptakan suasana
yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelengglarakan
pendidikan non pemerintah (swasta) dan yang lainnya. Membantu pengadaan sarana
dan prasarana serta menyediakan lapangan kerja.
12.
Problematika dalam pendidikan
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua
adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
1.
1.
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman
sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu
menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang
pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga
Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem
atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
1.
2.
Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak
pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan
pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik,
tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat
sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
1.
3.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan
pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem
pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di
hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak
mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah
efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn
mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika
penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah
ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
1.
4.
Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh
mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan
tujuan pendidikan nasional.
13.
Inovasi dalam pendidikan
contoh-contoh
dari inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau pun komponen
sistem sosial menurut B. Miles :
1. Pembinaan personalia. Inovasi ini sesuai dengan komponen personal misalnya : sistem kenaikan pangkat, peningkatan mutu guru, aturan tata tertib siswa.
2. Banyaknya personal dan wilayah kerja. Inovasi pendidikan yang beraspek
3. Fasilitas fisik. Inovasi dari pendidikan ini di sesuai dengan komponen ini misalnya: perubahan pengaturan dinding ruangan, perubahan bentuk tempat duduk, perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan CCTV dan lain sebagainya.
4. Penggunaan waktu. Inovasi yang dengan aspek relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar
5. Perumusan tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan tujuan tiap jenis sekolah dan sebagainya.
6. Prosedur mengajar
7. Peran yang diperlukan
8. Wawasan dan perasaan
9. Bentuk hubungan antar bagian atau mekanisme kerja
10. Hubungan dengan sistem yang lain
11. Strategi mengajar
1. Pembinaan personalia. Inovasi ini sesuai dengan komponen personal misalnya : sistem kenaikan pangkat, peningkatan mutu guru, aturan tata tertib siswa.
2. Banyaknya personal dan wilayah kerja. Inovasi pendidikan yang beraspek
3. Fasilitas fisik. Inovasi dari pendidikan ini di sesuai dengan komponen ini misalnya: perubahan pengaturan dinding ruangan, perubahan bentuk tempat duduk, perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan CCTV dan lain sebagainya.
4. Penggunaan waktu. Inovasi yang dengan aspek relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar
5. Perumusan tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan tujuan tiap jenis sekolah dan sebagainya.
6. Prosedur mengajar
7. Peran yang diperlukan
8. Wawasan dan perasaan
9. Bentuk hubungan antar bagian atau mekanisme kerja
10. Hubungan dengan sistem yang lain
11. Strategi mengajar
d.
Strategi Pembelajaran PAI
1.
Pengertian strategi belajar mengajar,
pendekatan, motede dan metodik khusus PAI
2.
Interaksi dalam proses belajar-mengajar
3.
Pendekatan mengajar (guru) dan pendekatan dalam
belajar (siswa)
4.
Nilai substansial, fungsional, praktis dan
esensial dalam PAI
5.
Fokus pencapaian tujuan pembelajaran PAI pada
masing-masing jenjang pendidikan; contohnya untuk aspek
akidah/akhlak/al-qur’an/fiqh/SKI
6.
Pendekatan dan metodik pembelajaran nilai nilai
PAI tersebut
7.
Strategi memilih metode pembelajaran PAI:
hubungan strategi dengan tujuan, kondisi siswa, karakteristik materi/bahan
pelajaran, pengalaman guru, dll.
8.
Strategi pengembangan kompetensi kognitif,
psikomotor dan afektif.
9.
Teknik penggunaan metode pembelajaran untuk
materi PAI (6 sampel)
10.
Pendekatan pembelajaran kontekstual sebuah
alternartif bagi PAI: pengertian, karakteristik, perbedaannya dengan pendekatan
pembelajaran tradisional, unsur pembelajaran konsrtruktif pendekatan CTL
11.
Contoh penerapan prinsip-prinsip pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran PAI
e.
Evaluasi Pendidikan
1.
Pengertian, fungsi dan tujuan evaluasi.
2.
Prinsip-prinsip evaluasi
3.
Aspek-aspek yang dievaluasi
4.
Jenis-jenis evaluasi
5.
Bentuk-bentuk evaluasi
6.
Pemilihan bentuk dan alat evaluasi
7.
Proses pengadministrasian evaluasi
8.
Teknik penilaian hasil evaluasi
f.
Pengembangan Kurikulum
1.
Pengertian kurikulum dan komponennya
2.
Anatomi kurikulum : 1. Komponen tujuan
kurikulum, 2. Komponen bahan pelajaran
3.
Teori pengajaran berdasarkan psikologi mental,
behaviorisme dan kognitif-gestalt, humanistic, hubungannya dengan kurikulum.
4.
Macam-macam kurikulum dan tujuan
pembelajarannya.
5.
Hubungan teori belajar-mengajar dengan
karakteristik materi PAI aspek QurDis, aqidah, akhlak, fiqh, tarikh-kebudayaan
Islam
6.
Hubungan macam-macam jenis kurikulum dengan
strategi belajar-mengajar, implementasinya pada pembelajaran PAI
7.
Organisasi isi kurikulum(aspirated, correlated,
integrated core curriculum), implementasinya dalam kurikulum PAI di sekolahumum
dan madrasah
8.
Prinsip-prinsip penyusunan kurikulum
9.
Hubungan kurikulum dengan silabus, kegunaan
silabus
10.
Komponen silabus dan cara pengembangan silabus
11.
Konsep KK sebagai paradigma KTSP
12.
Mastery Learning sebagai salah satu teori dasar
KK, implementasinya dalam pembelajaran program kurikuler
13.
Perbandingan kurikulum PAI tingkat dasar dengan
atas
14.
Posisi Sk, KD dan indicator dalam pembelajaran.
15.
Materi sebagai bahan pelajaran dan syarat-syaratnya
16.
Model-model pengembangan kurikulum
17.
Stakeholders yang terlibat dalam pengembangan
kurikulum dan peranan masing-masing
18.
Integrasi aspek kecakapan hidup dalam
pmbelajaran PAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar