Welcome to my site => "Syauqi454.blogspot.com"

Intelektual, Spiritual, Finansial

Selasa, 03 Juni 2014

Kependidikan



Kependidikan
a.       Dasar-dasar Pendidikan
1.       Pengertian pendidikan dan ilmu pendidikan
Pendidikan, adalah merupakan proses upaya meningkatkan nilai peradaban individu atau masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi suatu keadaan yang lebih baik
ilmu adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki (alam, manusia dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental

2.       Pendidikan sebagai disiplin ilmu
Pendidikan sebagai  ilmu yaitu teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan, dalam arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan.
Memiliki objek studi (formal dan material), Memiliki sistematika, Memiliki metode

3.       Pendidikan sebagai system
pendidikan mempunyai susunan-susunan komponen yang sistematis dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain serta mempunyai fungsi masing-masing(fungsional) dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional itu sendiri.
Sistem pendidikan adalah seperangkat unsur yang terdapat dalam pendidikan yang saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan dalam mencapai tujuan bersama. Komponen pendidikan menurut P.H. Combs yaitu: tujuan dan prioritas, peserta didik, manajemen atau pengelolaan, struktur dan jadwal waktu, isi dan bahan pengajaran, guru dan pelaksana, alat bantu belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu, penelitian, dan biaya

4.       Teori-teori pendidikan : Classics, developmentalism, progressivism, exsistentialism, reconstructionism, perenialisme
Di Amerika Serikat berkembang pesat empat aliran filsafat yang masing-masingmemberikan penekanan yang berbeda yaitu lebih bersifat tradisional dan maju,yaitu :
1.      Aliran Progesivisme
Tokoh aliran ini adalah John Dewey Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan ataupunmasalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya. Konsepsi progresivisme memandang bahwa perubahan, dan bukan keadaan tetap,merupakan inti dari kenyataan
2.       Aliran Esensialisme
Aliran Esensial bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.Sumbangan yang diberikan keduanya besifat eklektic. Artinya dua alirantersebut Bertemu sebagai pendukung esensialisme yang berpendapatbahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapatmendatangkan kestabilan, dapat disimpulkan aliran Esensialismemenghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai esensial, yaituyang teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah turun menurun darizaman ke zaman sejak zaman renaissance.
3.       Aliran Perenialisme
Aliran ini mengajak kepada kita untuk setia terhadap prinsip-prinsip yangsifatnya abadi, bagi pengikut konsep ini keadaan yang tetap adalah lebihnyata dari pada perubahan , dan keadaan tetap itu lebih ideal daripadaterjadinya perubahan. Tokoh aliran ini adalah Plato, Aristoteles, danThomas Aquino
4.      Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorangepistemology Italia Ia berpendapat bahwa tuhan adalah pencipta alamsemesta dan manusia adalah tuan dari ciptaaan, hanya Tuhan yang dapatmengetahui segala sesuatu karena Ia pencipta segala sesuatu itu. Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang melalui pengalaman yangditerima lewat pancaindra. Dengan demikian aliran ini menolak adanyatransfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain,dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bias dipindahkan.

5.       Tujuan sebagai factor pendidikan
Tujuan pendidikan berdasarkan  hirarkinya adalah  sebagai berikut:
1)      Tujuan umum ialah tujuan  pendidikan nasional
2)      Tujuan institusional, ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis dan tingkatan sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing, biasanya tercantum dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan yang harus dicapai setelah selesai belajar.
3)      Tujuan kurikuler, adalah tujuan kurikulum sekolah yang telah diperinci menurut bidang studi atau mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
4)      Tujuan intruksional, adalah tujuan pokok bahasan atau tujuan sub pokok bahasan yang diajarkan oleh guru.

6.       Pendidik sebagai faktor pendidikan
Pendidikan yang diberikan guru bukan hanya menyangkut materi atau pengetahuan saja. Tapi juga tingkah laku, akhlak serta kepribadian. Karena sekolah merupakan rumah kedua bagi peserta didik dan sebagian besar dari waktu dihabiskan di sekolah bersama teman-teman serta guru. Pendidikan memberikan pengetahuan yang belum diketahui peserta didik, meluruskan atau memperbaiki kesalahan peserta didik serta membimbing pengetahuan yang dimiliki peserta didik agar menjadi lebih cerdas lagi.

7.       Peserta didik sebagai factor pendidikan
Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuannya masih sangat terbatas dibandingkan dengan kemampuan pendidik.


8.       Alat pendidikan sebagai factor pendidikan
Alat pendidikan berperan penting dalam proses belajar mengajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan.
Muharam A. (2009) menyatakan bahwa alat pendidikan adalah sesuatu yang digunakan untuk kegiatan pendidikan, baik berbentuk material maupun non material.

9.       Lingkungan sebagai factor pendidikan
Lingkungan adalah sesuatu yang meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia. Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal tertentu situasi lingkungan ini bisa berpengaruh secara negatif atau positif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu menjadi pembatas pendidikan.

10.   Komponen-komponen pendidikan : raw input, instrumental input, environmental input dan hubungan-hubungannya secara timbal balik.
Input sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Input mentah (raw input), yaitu peserta didik.
2. Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik, dll.
3. Input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan.
Keseluruhan komponen-komponen Pendidikan diatas merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Input mentah (raw input), yaitu peserta didik, Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik, input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan

11.   Keluarga, pemerintah dan masyarakat dalam tanggungjawab pendidikan, peran, dan hubungan timbal baliknya.
Masyarakat adalah sekelompok sosial antara manusia yang tinggal di suatu tempat dan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai norma yang disepakati bersama.  Antara masyarakat dan sekolah memiliki hubungan mitra, sehngga di dalam fungsi pendidikan dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di masyarakat, dan juga dipengaruhi oleh pendayagunaan sumber-sumber belajar. Mengingat fungsi pendidikan Islam sangat berpengaruh terhadap lingkungan masyarakat, maka pendidikan harus memiliki konsekuensi secara teknis yang disesuaikan anatra fungsi pendidikan dan kebutuhan masyarakat. Adapun pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam proses kerja sama sekolah dengan masyarakat adalah:
1.      Menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat
2.      Metode yang dipakau dapat merangsang peserta didik
3.      menumbuhkan rasa (sikap) peserta didik untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya.

12.   Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan : aspek biologis, psikologis, aspek sosiologis
Dasar pelaksanaan pendidikan dilihat dari 3 aspek, yaitu :
1.   Aspek Biologis
Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak ada faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan.
Anak memiliki sifat sifat genetik yang merupakan kombinasi kedua orang tuanya. Setelah berhubungan dengan masyarakat menjadilah orang/anak yang menginternalisasi nilai-nilai dalam masyarakat.
a.       Faktor Hereditas
Faktor hereditas merupakan faktor yang muncul pada tiap orang yang didapat (diwarisi) dari orang tua dalam wujud sifat-sifat genetis. Faktor hereditas pada perkembangan anak bersifat alami (dari orang tua).
Contohnya : bakat, prestasi, intelektual, ciri fisik, dll.
b.      Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan alam sosial yang mempengaruhi individu).
Contohnya : pada faktor lingkungan proses perkembangan didasarkan pada lingkungan sebagai alat yang digunakan untuk mengarahkan perkembangan. Peran kedua faktor tersebut berbeda-beda pada tiap contoh kasus yang berbeda pula.
Hal tersebut telah disebutkan Seifert dan Hoffnung (1991) pada perkembangan dan belajar peserta didik, sejak awal tahun 1980an ada kecenderungan para ahli untuk lebih menerima pentingnya pengaruh genetika (hereditas) terhadap perbedaan individu yang terjadi dalam perkembangan. Namun data yang sama dari penelitian-penelitian genetik yang dilakukan, memberikan bukti yag mendukung pentingnya pengaruh lingkungan. Hal ini sebabkan karena perilaku-perilaku kompleks yang menjadi kepedulian para peneliti memang dipengaruhi baik oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan.
Perkembangan fisik anak terus berlangsung pada masa usia sekolah. Begitu pula perkembangan perseptual anak terus mengalami penajaman dan penghalusan. Perkembangan biologis dan perseptual anak memiliki keterjalinan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya. Artinya, permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perkembangan fisik dan perseptual anak bisa berdampak negatif terhadap aspek-aspek perkembangan lainya. Dengan demikian pendidik harus benar-benar memberikan perhatian yang cukup terhadap aspek perkembangan fisik dan perseptual anak. Pemahaman kita tentang karakteristik perkembangan fisik anak serta faktor yang mempengaruhinya membawa implikasi praktis bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Implikasi tersebut khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan nutrisi anak, penjaskes serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan perilaku sehat.
2. Aspek  Sosiologis
Merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
Ruang lingkupnya meliputi empat bidang, yaitu :
a. Hubungan sistem pendidikan dan aspek masyarakat lain, yang mempelajari :
- Fungsi pendidikan dalam kebudayaan        
- Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
- Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan   perubahan kebudayaan
- Hubungan pendidikan dengan kelas sosial/ sistem status
- Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat
b. Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi :
- Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah
- Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah
c. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari :
- Peranan sosial guru
- Sifat kepribadian guru
- Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa
- Fungsi sekolah dalam sosialiasasi anak-anak
d. Sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah   dengan kelompok sosial lainnya, yang meliputi:
- Analisa tentang proses pendidikan
- Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi pendidikan
- Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah
3.  Aspek Psikologis
Kajian psikologis yang erat kaitannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar.  Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan umum (intelegensi) dan kecerdasan dalam bidang lain (bakat).
Jean Piaget berpendapat bahwa kecerdasan merupakan internalisasi pengalaman, maksudnya pembentukan kecerdasan dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi lingkungan, kesempatan, dan iklim emosi yang memungkinkan individu untuk memperoleh pengalaman tertentu.
Ada dua komponen mendasar yang membedakan individu secara    psikologis dalam dunia ilmu pendidikan, yaitu
·  Minat
Minat sangat berkaitan dengan masalah bahan ajar, alat ajar, situasi, kondisi, serta guru.
· Kemandirian
Kemandirian seseorang bergantu pada upaya membebaskan diri dari ketergantungan pada bantuan orang lain, menumbuhkan keberanian, dan rasa percaya diri.

13.   Undang-undang tentang system pendidikan nasional.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.


b.      Metode Pembelajaran
1.       Yang dimaksud dengan metode dan alasan mengapa metode itu penting
2.       Berbagai metode pembelajaran
3.       Kesesuaian metode dengan materi
4.       Kesesuaian metode dengan media
5.       Inovasi

c.       Ilmu Pendidikan Islam
1.       Dasar-dasar pendidikan islam
Dasar-dasar dan pembentukan dan pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utama adalah Al Quran dan As Sunnah. Al Quran misalnya, memberikan prinsip sangat  penting bagi pendidikan, yaitu penghormatan kepada akal manusia,  bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusia, serta memlihara kebutuhan sosial.

2.       Tujuan pendidikan islam
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kwalitas yang disebutkan oleh al-Qur'an dan hadits. Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya.
Oemar al-Toumy al-Syaibany: “Tujuan pendidikan Islam adalah perubahan yang diinginkan dan diusahakan dalam proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik tingkah laku individu dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar di mana individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu tindakan kegiatan asasi dan sebagai proporsi di antara profesi asasi dalam masyarakat

3.       Pendidik dan anak didik
Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peserta didik , baik petensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.

4.       Materi pendidikan
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Segala sesuatu yang merupakan isi pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan raga serta berguna bagi modal bagi kehidupan di masa depan (Dirto Hadisusanto, dkk)

5.       Metode pendidikan
Metode Teladan, Metode Kisah-Kisah, Metode Nasihat, Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Demontrasi.

6.       Alat-alat pendidikan
Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencpai tujuan pendidikan Islam
Jenis alat atau media pendidikan itu ialah:
1.      Alat Pendidikan yang Bersifat Benda
Menurut Zakiah Drajat, alat pendidikan yang berupa benda yaitu:
a)      Media tulis, sperti al-Qur’an, hadits, Tauhid, Fiqh,  sejarah.
b)      Benda-benda alam seperti hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.
c)      Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik.
d)      Gambar yang diproyeksikan, seperti video.
e)      Audi recording (alat untuk didengar) seperti kaset, tape, radio.
2.      Alat Pendidikan yang Bukan Benda
Alat atau media yang bukan berupa benda diantaranya yaitu
a)      Keteladanan
b)      Perintah atau larangan
c)      Ganjaran dan hukuman

7.       Lingkungan pendidikan
Secara global lingkungan pendidikan dalam pendidikan Islam di kelompokkan menjadi 3 yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. (KI Hajar Dewantara)

8.       Penanggung jawab pendidikan dan batas-batas kewenangannya

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah   melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa.


9.       Kemungkinan dan batas-batas pendidikan
Peserta didik sebagai manusia dapat memiliki perbedaan, dalam kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan, semangat, dan sebagainya.

Sebagai manusia biasa, pendidik memiliki keterbatasan-keterbatasan. Namun yang menjadi permasalahan adalah apakah keterbatasan itu dapat ditolerir atau tidak. Keterbatasan yang dapat ditolerir ialah apabila keterbatasan itu menyebabkan tidak dapat terwujudnya interaksi antara pendidik dan peserta didik, misalnya pendidik yang sangat ditakuti oleh peserta didik sehingga tidak mungkin peserta didik datang berhadapan dengannya. Pendidik yang tidak tahu apa yang akan menjadi isi interaksi dengan peserta didik, akan menjadikan kekosongan dan kebingungan dalam interaksi. Serta pendidik yang bermoral, termasuk yang tidak dapat ditolerir, karena pendidikan pada dasarnya adalah usaha yang dilandasi moral.

10.   Asas-asas pendidikan
1.      Asas Tut wuri Handayani
Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.
Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan dengan asas ini antara lain :
a.       Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.
b.      Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.
c.       Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.
d.      Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan keadaanya.
e.       Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan memperoleh pendidikan keterampilan yang sesuai dengan kondisi daerahnya.
f.       Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan dan dari pemerintah masyarakat.
2.      Asas Belajar sepanjang hayat
Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur hidup”. UNESCO Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus :
1.      Meliputi seluruh hidup setiap individu.
2.      Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
3.      Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu.
4.      Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.
5.      Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non formal dan informal.
Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan seumur hidup yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.
3.      Azas Kemandirian dalam Belajar
Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut. 

11.   Lembaga-lembaga pendidikan dan fungsinya.
Bidang Ekonomi : Dengan adanya Lembaga pendidikan maka individu dapat melakukan suatu perbaikan ekonomi kehidupannya dan tentunya bermanfaat untuk keluarganya dan masyarakat. Melalui pendidikan seseorang dapat memperbaiki kehidupannya dari aspek financial atau pendapatan yang di terima sesuai dengan tingkat strata yang ia miliki.
Bidang Sosial : Pentingnya lembaga pendidikan dalam bidang ini adalah dapat mengahasilkan output yang memiliki tingkat intelektual yang baik setidaknya dapat mengontribusikan dirinya kepada masyarakat, menjaga hubungan yang baik antar manusia, dan ikut berperan dalam peradaban masyarakat dengan mengembangkan potensi yang ada.
Bidang Politik : Seorang yang berpendidikan tentu paham dengan hak dan kewajibannya sebagai Warga Negara yang baik, melalui berbagai upaya yang dilakukan demi meningkatkan martabat bangsa dan Negara. Lalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik untuk menjalankan suatu negara yang demokratis dan berupaya untuk mengambil peran yang penting di dalamnya.
Bidang Kultur : Dengan adanya lembaga pendidikan setidaknya dapat menjaga nilai-nilai baik di masyarakat dan dapat mengembangkan potensi atau nilai-nilai itu untuk membentuk suatu peradaban kearah yang lebih baik.
Bidang Pendidikan : Pendidikan merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya, lalu mampu mengembangkannya dan setidaknya dapat memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat dalam bidang tertentu. Transformasi ini maksudnya adalah pendidikan dapat membuat seseorang dapat hidup dengan ilmu yang ia miliki. Karena dengan ilmu kita harus dapat memiliki nilai guna dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun keadaanya.
Bidang Spiritual : Melalui ilmu yang kita miliki, kita dapat terus memahami hakikat kemanusiaan dan melihat kesempurnaan Sang Pencipta. Semakin tinggi pendidikan kita seharusnya membuat kita semakin maju dan merunduk (tidak sombong).

1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, karena dari keluarga anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan bahkan sebagian besar kehidupan anak banyak di habiskan di dalam keluarga. Keluarga peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.[4]
Dengan demikian pendidikan keluarga memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting terhadap pendidikan anak, antara lain:
·         Memberi warna pada masa kanak-kanak
·         Menjamin Kehidupan Emosional Anak
·         Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
·         Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
·         Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan
2.    Lembaga Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga hanya saja pendidikan di sekolah diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.[5]. Sehingga pendidikan sekolah sangat penting sekali fungsi dan peranannya terhadap keberhasilan pendidikan anak.
Fungsi dan peranan itu antara lain :
·         Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan anak didik
·         Spesialisasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
·         Efisiensi. Pendidikan dilakukan dalam program yang tertentu dan sistematis, juga jumlah anak didik dalam jumlah besar akan memberikan efisiensi bagi pendidikan anak dan juga bagi orang tua.
·         Sosialisasi, yaitu proses perkembangan individu menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan masyarakat.
·         Konservasi dan transmisi kultural, yaitu pemeliharaan warisan budaya. Dapat dilakukan dengan pencarian dan penyampaian budaya pada anak didik selaku generasi muda.
·         Transisi dari rumah ke masyarakat. Sekolah menjadi tempat anak untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab anak sebagai persiapan untuk terjun ke masyarakat.
 3.    Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat merupakan lembaga ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan dalam masyarakat dampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (pengetahuan) sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.[6],.
Masyarakat memiliki peranan yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peranan masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelengglarakan pendidikan non pemerintah (swasta) dan yang lainnya. Membantu pengadaan sarana dan prasarana serta menyediakan lapangan kerja.
12.   Problematika dalam pendidikan
Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.
1.                  1.      Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.
1.                  2.      Masalah mutu pendidikan
Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar. Dan Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
1.                  3.      Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Dan sistem pendidikan yang efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang ini masih kurang efisien. Masalah efisiensipendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi. Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembanagan tenaga kependidikan.
1.                  4.      Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup  sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.

13.   Inovasi dalam pendidikan
contoh-contoh dari inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau pun komponen sistem sosial menurut B. Miles :

1. Pembinaan personalia. Inovasi ini sesuai dengan komponen personal misalnya : sistem kenaikan pangkat, peningkatan mutu guru, aturan tata tertib siswa.
2. Banyaknya personal dan wilayah kerja. Inovasi pendidikan yang beraspek
3. Fasilitas fisik. Inovasi dari pendidikan ini di sesuai dengan komponen ini misalnya: perubahan pengaturan dinding ruangan, perubahan bentuk tempat duduk, perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan CCTV dan lain sebagainya.
4. Penggunaan waktu. Inovasi yang dengan aspek relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar
5. Perumusan tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional, perubahan tujuan tiap jenis sekolah dan sebagainya.
6. Prosedur mengajar
7. Peran yang diperlukan
8. Wawasan dan perasaan
9. Bentuk hubungan antar bagian atau mekanisme kerja
10. Hubungan dengan sistem yang lain
11. Strategi mengajar


d.      Strategi Pembelajaran PAI
1.       Pengertian strategi belajar mengajar, pendekatan, motede dan metodik khusus PAI
2.       Interaksi dalam proses belajar-mengajar
3.       Pendekatan mengajar (guru) dan pendekatan dalam belajar (siswa)
4.       Nilai substansial, fungsional, praktis dan esensial dalam PAI
5.       Fokus pencapaian tujuan pembelajaran PAI pada masing-masing jenjang pendidikan; contohnya untuk aspek akidah/akhlak/al-qur’an/fiqh/SKI
6.       Pendekatan dan metodik pembelajaran nilai nilai PAI tersebut
7.       Strategi memilih metode pembelajaran PAI: hubungan strategi dengan tujuan, kondisi siswa, karakteristik materi/bahan pelajaran, pengalaman guru, dll.
8.       Strategi pengembangan kompetensi kognitif, psikomotor dan afektif.
9.       Teknik penggunaan metode pembelajaran untuk materi PAI (6 sampel)
10.   Pendekatan pembelajaran kontekstual sebuah alternartif bagi PAI: pengertian, karakteristik, perbedaannya dengan pendekatan pembelajaran tradisional, unsur pembelajaran konsrtruktif pendekatan CTL
11.   Contoh penerapan prinsip-prinsip pendekatan kontekstual dalam pembelajaran PAI

e.      Evaluasi Pendidikan
1.       Pengertian, fungsi dan tujuan evaluasi.
2.       Prinsip-prinsip evaluasi
3.       Aspek-aspek yang dievaluasi
4.       Jenis-jenis evaluasi
5.       Bentuk-bentuk evaluasi
6.       Pemilihan bentuk dan alat evaluasi
7.       Proses pengadministrasian evaluasi
8.       Teknik penilaian hasil evaluasi

f.        Pengembangan Kurikulum
1.       Pengertian kurikulum dan komponennya
2.       Anatomi kurikulum : 1. Komponen tujuan kurikulum, 2. Komponen bahan pelajaran
3.       Teori pengajaran berdasarkan psikologi mental, behaviorisme dan kognitif-gestalt, humanistic, hubungannya dengan kurikulum.
4.       Macam-macam kurikulum dan tujuan pembelajarannya.
5.       Hubungan teori belajar-mengajar dengan karakteristik materi PAI aspek QurDis, aqidah, akhlak, fiqh, tarikh-kebudayaan Islam
6.       Hubungan macam-macam jenis kurikulum dengan strategi belajar-mengajar, implementasinya pada pembelajaran PAI
7.       Organisasi isi kurikulum(aspirated, correlated, integrated core curriculum), implementasinya dalam kurikulum PAI di sekolahumum dan madrasah
8.       Prinsip-prinsip penyusunan kurikulum
9.       Hubungan kurikulum dengan silabus, kegunaan silabus
10.   Komponen silabus dan cara pengembangan silabus
11.   Konsep KK sebagai paradigma KTSP
12.   Mastery Learning sebagai salah satu teori dasar KK, implementasinya dalam pembelajaran program kurikuler
13.   Perbandingan kurikulum PAI tingkat dasar dengan atas
14.   Posisi Sk, KD dan indicator dalam pembelajaran.
15.   Materi sebagai bahan pelajaran dan syarat-syaratnya
16.   Model-model pengembangan kurikulum
17.   Stakeholders yang terlibat dalam pengembangan kurikulum dan peranan masing-masing
18.   Integrasi aspek kecakapan hidup dalam pmbelajaran PAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar